Tulisan ini diikutkan dalam "Jailolo, I'm Coming!" Blog Contest yang diselenggarakan oleh Wego Indonesia dan Festival Teluk Jailolo"
“...maka disanalah potongan
surga dunia diletakkan oleh Sang Pencipta, di sisi timur negeri ini.”
Kalimat di atas adalah
penggalan dari sebuah draft proposal, proposal yang saya buat demi sebuah
project untuk mengenalkan ke dunia, ke seluruh orang, kalau di sini, di timur
Indonesia, ada kepingan surga yang diletakkan Yang Maha Kuasa.
Sebagai orang timur bersuku
Bugis, darah pelaut mungkin memang tidak pernah hilang dari tubuh ini.
Menjelajah, mendatangi tempat-tempat baru, menemui orang-orang baru, dan merasakan
kehidupan lokal sebagai pendatang atau orang asing sepertinya sudah menjadi
candu bagi saya, seorang perempuan yang menjadikan traveling sebagai cara untuk menikmati dunia.
Pertama kali melakukan
perjalanan jauh, kaki ini langsung melangkah melewati batas negara, mengunjungi
negeri seberang, bahkan melintasi benua demi mimpi yang memanggil atas wujud
Eiffel. Namun, semakin jauh diri ini berkelana, semakin banyak batas negara
yang terlewati, maka semakin sadarlah diri ini kalau memang Indonesia adalah
yang terbaik di antara semuanya, khususnya di sini, di sisi timur negeri ini.
Meski demikian, sayangnya
kaki ini belum banyak meninggalkan jejak di sisi timur Indonesia, selain karena
kendala biaya perjalanan yang tergolong lebih mahal ketimbang ke negeri
seberang, serta belum adanya kesempatan yang pas. Tapi, hey... bukankah
kesempatan itu dibuat? Bukan ditunggu untuk datang sendiri, bukan?
Untuk itulah tahun ini,
2013, sebuah janji telah terpatri dalam diri ini lewat sebuah resolusi
traveling berjudul “2013 untuk Indonesia”, sebuah janji yang saya buat secara
personal dimana saya akan melakukan traveling setiap bulannya khusus ke
sudut-sudut negeri ini, khususnya sisi timur Indonesia, serta akan
mempromosikannya lewat sebuah project yang baru saja lahir tanggal 17 Maret
2013, Pradha Magazine – your guide to east. Sebuah majalah traveling yang
memfokuskan diri mengangkat keindahan timur negeri ini. Dan jika ada yang
bertanya kenapa hanya fokus pada timur Indonesia, itu karena “mentari selalu
terbit dari timur” (Because The Sun
Always Rises In The East). Kita semua tahu, tidak ada yang dapat meragukan
betapa cantiknya matahari yang baru terbit, apalagi jika ia terbit dari
kepingan surga, di timur Indonesia.
Semesta pun sepertinya
membantu membuka jalan, salah satunya adalah kontes yang diadakan oleh Wego ID
dan Festival Teluk Jailolo, dimana hadiah utamanya adalah mengikuti Festival
Teluk Jailolo gratis. Jangan tanya seberapa seru atau seberapa menarik Festival
ini, karena saya sendiri belum ada pengalaman sekalipun. Pun jangan tanya
seberapa indah alamnya atau dunia bawah lautnya, karena di sisi timur negeri
ini, kaki ini paling jauh melangkah hanya hingga Tana Toraja. Sungguh memalukan
memang.
Keindahan Jailolo sejauh ini
hanya saya lihat lewat gambar serta cerita dari mereka yang sudah mengalaminya
sendiri. Semakin banyak cerita, semakin banyak gambar bagus yang mereka
pamerkan, maka semakin tersiksalah diri ini untuk bergegas ke sana, ke Jailolo,
ke Papua, Maluku, Ternate, ke semua tempat eksostis di mana surga dunia ini berada.
Bagi seorang pemimpi serta
penganut #mestakung, Semesta Mendukung, seperti saya, maka tak ada salahnya
untuk menambahkan “Berkunjung dan Menikmati Festival Teluk Jailolo” di antara
ratusan daftar mimpi yang sudah ada, bukan?
Terlebih bulan lalu, saya baru saja merayakan pertambahan usia,
maka bolehlah Festival Teluk Jailolo ini menjadi sebuah hadiah ulang tahun yang
datang sedikit lebih lambat namun tetap dinanti, We always save the best for
the last, right?
Mestakung!!!
"Matahari selalu terbit dari timur..."
BalasHapusSuka sekali dengan kalimat itu.
Halo Tiwi,
BalasHapusSenang sekali membaca postinganmu tentang trip euro. Anw, aku ada planning untuk ke Makassar Juli 2013. Pengen deh ketemu kamu ngobrol2. :)
Salam kenal,
Nia
@nia : halooo.... salam kenal... boleh... kontak aja ya... via email atau twitter @pratiwiham :D
BalasHapus