Senin, 16 April 2012

Badai Pasti Berlalu


Foto di atas dan beberapa lagi foto di bawah adalah foto-foto yang diambil setelah badai besar, dan siapa sangka hasilnya sangat cantik dan menakjubkan, seakan tidak pernah ada badai yang menghantam dan memorandakkannya.

Buat gue, itulah kehidupan...  ada beberapa momen dalam hidup yang kelak akan dihantam badai, siap atau tidak, badai akan datang, tidak peduli seberapa kuat kau berdoa, tidak peduli seberapa matang persiapan kita, tidak peduli seberapa besar nyali kita dalam hidup, akan selalu ada badai yang datang dan menghantam kehidupan kita, dan itu bukan cuman sekali, berkali-kali.


Hanya saja kadang badai yang datang memiliki berbagai macam bentuk dan ukuran. Mungkin suatu ketika badai yang menghantam kita tak sekuat diri kita, maka tentu saja kita hanya akan sedikit goyah namun tetap berdiri kokoh menantang badai. Namun, apa jadinya jika badai yang datang sangat kuat, menghempaskan kita, melukai kita, then what we supposed to do? Yes, we get up and see the storm is already gone. Meskipun kita terluka, meskipun kita terseok, toh kita tetap hidup, dengan napas yang tersengal-sengal, dengan jantung yang masih berdetak kencang, dengan tenaga yang hampir habis, dengan mata yang masih sembab, dengan otak yang masih kacau, tapi YA, KITA MASIH BERDIRI...




Ada momen-momen dalam hidup ketika kita dihantam badai dan kesusahan berdiri, namun kala itu mungkin akan ada orang yang senantiasa berada di samping kita dan menolong kita, tapi bagaimana jika kita dalam keadaan sendirian? terhantam, terhempas, terpuruk, masih sanggupkah kita berdiri? atau masih maukah kita berdiri?

Kadang kita tak mampu berdiri bukan karena kita tak mampu, melainkan karena kita tak mau, ya karena kita telah menyerah. Hidup adalah pilihan, dan tak ada satu orang pun yang berhak menjudge pilihan kita baik atau buruk, benar atau salah. Hidup ini milik kita dan kitalah penentunya. Hanya saja kita terikat dengan norma, dengan tradisi, dengan segala hal-hal yang membelenggu dan membatasi hak-hak kita untuk memilih, bahkan untuk memilih kehidupan itu sendiri. Tapi, memilih untuk bangkit tak akan pernah dibatasi oleh siapapun kecuali diri kita sendiri.

Mungkin kita bisa memilih untuk menyerah ketika dihantam badai, namun pernahkah kita berpikir, bahwa setelah badai akan ada pemandangan yang jauh lebih indah, akan ada hal-hal yang jauh lebih baik menanti kita? Mungkin kita akan terseok dalam membangunnya, mungkin kita akan tertatih untuk meraihnya, tapi dengan sedikit harapan yang kita tanamkan, sedikit saja api semangat yang kita sulutkan, mungkin kita memang pantas untuk sesuatu yang lebih baik itu. Tapi kalau kita berhenti dan memilih untuk tidak bangkit, maka yang kita dapatkan memang hanya kekalahan, puing-puing badai yang tak indah, serta penyesalan seumur hidup.


Badai demi badai boleh datang menghantam hidup, tapi dari sanalah kita ditempa untuk lebih berani, lebih kuat, lebih bijaksana.
Dan disinilah gue sekarang, pada satu titik, siap menghadapi badai yang makin mendekat, namun entah kenapa ada sebuah keyakinan besar yang entah darimana datangnya, bahwa gue akan sangat kuat menghadapi badai ini. Ya, mungin gue akan menangis, akan terjatuh, akan terhempas, tapi satu yang gue yakini, bahwa GUE AKAN MEMILIH BANGKIT DAN BERDIRI KEMBALI, meski rapuh, meski tak bertenaga, meski kehilangan, ya gue akan tetap bangkit dan berjalan ke arah yang lebih baik.




Badai yang gue percaya bakalan datang ini, cepat atau lambat, akan jadi badai terbesar yang pernah gue temui selama masa hidup gue, walaupun gue sendiri saat ini belum begitu yakin apakah badai ini akan benar-benar ke arah gue ataukah akan berbelok dan hanya sedikit menyenggol kehidupan yang gue bangun saat ini, tapi apapun yang bakalan badai ini lakuin ke gue, yes I'm ready.
Gue yakin, kalaupun suatu saat badai ini akan datang dan menghantam gue dengan begitu kerasnya, gue yakin Tuhan selalu menyiapkan matahari yang indah, awan yang jernih setelah badai berlalu.
Mungkin gue akan terhempas jauh, ataukah menghempaskan diri nun jauh di suatu tempat, mencari tempat baru yang lebih aman, menghindari amukan badai yang lain, tapi gue percaya kemanapun kelak badai ini akan menghantam gue, mungkin disanalah gue akan belajar tentang kehidupan lebih bijaksana.
Yang jadi pertanyaan adalah, sanggupkah gue meninggalkan puing-puing yang disisakan amukan badai? sanggupkah gue meninggalkan kenangan di tempat dimana semua keringat, tangis, canda, tawa, darah gue bercampur jadi satu? sanggupkah gue berjalan menjauh tanpa menoleh sedikitpun?
Mungkin akan sulit di awalnya, mungkin akan berat pula, namun itulah kehidupan.



Tapi yang anehnya tentang badai yang mungkin datang ini, entah kenapa gue begitu yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja, bahwa kehidupan hanya sedang mempermainkan gue. Ada perasaan janggal yang merasuki gue dan agak aneh, bahkan gue saat ini sudah berada di titik dimana gue tidak lagi mengkhawatirkan badai ini, melainkan justru dengan senyum dan tawa lebar gue menghadapi badai ini dan penuh keyakinan bahwa ya mungkin gue akan terkena badai, mungkin gue akan tumbang, tapi toh semuanya akan baik-baik saja setelah itu, toh semuanya akan normal lagi setelah itu walaupun ada beberapa hal yang tak lagi sama.

Mungkin inilah keuntungan dari hobby nonton film drama, gue jadi yakin bahwa apapun masalah kita kelak, akan selalu ada ending, entah bahagia, sedih, atau apapun itu, pasti akan selalu ada ending yang ngebuat kita paham, yes, that's life, dude...

so, hey you, badai yang mungkin akan datang dan menumbangkan gue, gak peduli seberapa besar lo, ga peduli seberapa kuat lo, maju, gue siap hadapin lo dan gue siap untuk lo tumbangkan, tapi asal lo tau aja, setelah lo tumbangin gue, gue akan tetap berdiri dan berjalan, meski tertatih, untuk melihat pelangi yang bakalan datang setelah lo pergi. 



Karena kuyakin Badai Pasti Berlalu

4 komentar: