2012 memang tahun yang sangat bersahabat buat gue, entah kenapa, mungkin karena di 2011 kemarin gue udah memantapkan diri dengan segala mimpi-mimpi yang gue akan wujudkan di tahun 2012.
Sampai akhirnya gue dihadapkan pada sebuah persimpangan jalan, jalan gue yang awalnya cuman lurus-lusur aja tiba2 di suatu titik berubah menjadi 2, dan di sinilah gue sekarang, berada di persimpangan, antara melanjutkan jalan yang sedari awal gue bangun, ataukah mencoba mengambil resiko dengan melewati jalan yang baru.
Gue tahu kalau kedua jalan ini akan ngebawa gue ke akhir yang sama, ke mimpi-mimpi yang sama, hanya saja di jalan pertama semua sudah terarah, gue udah punya target demi target, belokan demi belokan mana yang harus gue lalui, tapi di jalan kedua? gue sama sekali buta... hanya ngandalin perasaan dan well, jujur aja ada ego yang terlibat disana..
Tapi bukankah hidup itu sendiri memang penuh resiko?
Well, gue masih belum beranjak dari titik tempat gue berdiri, titik antara jalan pertama dan kedua
Gue bakalan coba ceritain lebih detail :
Nah, dari dulu itu kan cita-cita gue, ambisi gue emang pengen jadi orang kaya, pengen jadi pengusaha, dan impian-impian itu, jalur-jalur yang pengen gue tempuh menuju impian-impian gue udah gue bangun dari dulu, setiap kali gue berada di dunia bisnis gue bener-bener excited and feel like no other, hahaha
Even sometimes gue bertingkah laku ga seusia gue, tapi gue coba untuk yakinin diri gue sendiri, this is your time to sacrifice, but sooner you will enjoy the rest, your hard work, makanya geu investasiin waktu gaul gue, gue investasiin duit gue buat nyari ilmu bisnis sebanyak-banyaknya, untill one day....
gue dihadapin sama satu jalan baru, Au Pair...
gue udah tau au pair ini apa, dan dari dulu gue emang selalu punya cita-cita untuk hidup di negeri orang, dan au pair adalah salah satu jalan untuk mewujudkannya, maka gue pun mulai mendaftar jadi au pair dan mencari orang tua asuh, dengan banyak pertimbangan tentunya, di antaranya karena hasrat gue buat challenge diri gue sendiri, sebarapa survive gue bisa hidup jauh dari kandang gue, seberapa kuat gue hidup di lingkungan yang benar-benar asing sebagai au pair, dan tentu saja ada bumbu-bumbu ego gue terlibat di sana dengan dalih pengen melihat dunia dari sudut pandang yang lain, hahaha
bahkan, 2 teman gue nyaranin buat au pair ini, yang satu bilang "it's time to me to think about my self" and other said "take every chance that u get to see the world"jadilah gue semakin dilema, kenapa?
karena di satu sisi, mimpi-mimpi gue udah gue susun dan runut pencapainnya, bahkan gue udah berjalan sejauh ini untuk menjadi pengusaha, mengikuti dan menjadi finalis nasional WMM pun gue jabanin, ikut seminar dan berbagai pelatihan hingga keluar bahkan ke pulau jawa gue lakuin, apa iya gue harus berhenti sampai disini, atau paling ngga nunda 1 tahun untuk jadi au pair dan balik kemudian buat melanjutkan mimpi-mimpi yang tertunda...
Lagi-lagi ego gue terlibat dan mengatakan "lo mungkin suatu saat akan bisa bolak balik eropa semudah bolak balik ke WC, tapi menjadi au pair dengan keluarga baru, it's just once a life"
arrggghhh... pusingkan lo... sampai akhirnya gue chatting dengan salah satu kenalan baru yang udah jadi au pair disana, dan dia anaknya om Jamil Azzaini juga, namanya dhira, dan alasan dia jadi au pair karena memang di background kuliahnya psikologi dan memang minta buat pelajarin psikologi anak2 di eropa, dia coba ngasih gue pemahaman lain, gimana kalau ternyata gue milih jadi au pair, sampai di eropa malah kepikiran bisnis yang udah gue bangun, cita-cita yang gue tunda, dan jadi au pair pun katanya belum tentu bisa bebas traveling seperti yang gue harapin, gimana kalau ternyata gue menyesal tapi apa boleh buat sudah taken kontrak sama hostfam selama setahun, tuh kan gue jadi makin dilema...
padahal nih ya, udah ada 1 hostfam dari austria yang minat sama gue, tapi mesti berangkat awal oktober tahun ini, waw... too faster right?
makanya gue pun dengan halus mengatakan kalau gue belum siap kalau berangkat early oktober, dan bukannya gue udah mutusin buat ga jadi au pair, gue masih mau ngasih waktu ke diri gue sendiri buat mikir lebih jauh, mikir lebih bijak...
fiiuuuhhh.... hidup itu pilihan, dan pilihan yang kita ambil lah yang menentukan siapa diri kita sebenarnya...
I just wish God will tell me sooner which onc is better for me, amin
have a nice day, all
:*
Nah, dari dulu itu kan cita-cita gue, ambisi gue emang pengen jadi orang kaya, pengen jadi pengusaha, dan impian-impian itu, jalur-jalur yang pengen gue tempuh menuju impian-impian gue udah gue bangun dari dulu, setiap kali gue berada di dunia bisnis gue bener-bener excited and feel like no other, hahaha
Even sometimes gue bertingkah laku ga seusia gue, tapi gue coba untuk yakinin diri gue sendiri, this is your time to sacrifice, but sooner you will enjoy the rest, your hard work, makanya geu investasiin waktu gaul gue, gue investasiin duit gue buat nyari ilmu bisnis sebanyak-banyaknya, untill one day....
gue dihadapin sama satu jalan baru, Au Pair...
gue udah tau au pair ini apa, dan dari dulu gue emang selalu punya cita-cita untuk hidup di negeri orang, dan au pair adalah salah satu jalan untuk mewujudkannya, maka gue pun mulai mendaftar jadi au pair dan mencari orang tua asuh, dengan banyak pertimbangan tentunya, di antaranya karena hasrat gue buat challenge diri gue sendiri, sebarapa survive gue bisa hidup jauh dari kandang gue, seberapa kuat gue hidup di lingkungan yang benar-benar asing sebagai au pair, dan tentu saja ada bumbu-bumbu ego gue terlibat di sana dengan dalih pengen melihat dunia dari sudut pandang yang lain, hahaha
bahkan, 2 teman gue nyaranin buat au pair ini, yang satu bilang "it's time to me to think about my self" and other said "take every chance that u get to see the world"jadilah gue semakin dilema, kenapa?
karena di satu sisi, mimpi-mimpi gue udah gue susun dan runut pencapainnya, bahkan gue udah berjalan sejauh ini untuk menjadi pengusaha, mengikuti dan menjadi finalis nasional WMM pun gue jabanin, ikut seminar dan berbagai pelatihan hingga keluar bahkan ke pulau jawa gue lakuin, apa iya gue harus berhenti sampai disini, atau paling ngga nunda 1 tahun untuk jadi au pair dan balik kemudian buat melanjutkan mimpi-mimpi yang tertunda...
Lagi-lagi ego gue terlibat dan mengatakan "lo mungkin suatu saat akan bisa bolak balik eropa semudah bolak balik ke WC, tapi menjadi au pair dengan keluarga baru, it's just once a life"
arrggghhh... pusingkan lo... sampai akhirnya gue chatting dengan salah satu kenalan baru yang udah jadi au pair disana, dan dia anaknya om Jamil Azzaini juga, namanya dhira, dan alasan dia jadi au pair karena memang di background kuliahnya psikologi dan memang minta buat pelajarin psikologi anak2 di eropa, dia coba ngasih gue pemahaman lain, gimana kalau ternyata gue milih jadi au pair, sampai di eropa malah kepikiran bisnis yang udah gue bangun, cita-cita yang gue tunda, dan jadi au pair pun katanya belum tentu bisa bebas traveling seperti yang gue harapin, gimana kalau ternyata gue menyesal tapi apa boleh buat sudah taken kontrak sama hostfam selama setahun, tuh kan gue jadi makin dilema...
padahal nih ya, udah ada 1 hostfam dari austria yang minat sama gue, tapi mesti berangkat awal oktober tahun ini, waw... too faster right?
makanya gue pun dengan halus mengatakan kalau gue belum siap kalau berangkat early oktober, dan bukannya gue udah mutusin buat ga jadi au pair, gue masih mau ngasih waktu ke diri gue sendiri buat mikir lebih jauh, mikir lebih bijak...
fiiuuuhhh.... hidup itu pilihan, dan pilihan yang kita ambil lah yang menentukan siapa diri kita sebenarnya...
I just wish God will tell me sooner which onc is better for me, amin
have a nice day, all
:*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar